Hmm kata ini mengandung makna
tersendiri bagiku. Aku mulai membayangkan. Warnanya putih di antara langit
biru. Bentuknya lucu-lucu, aku merasakan kelembutan jika seandainya aku bisa
menyentuhnya, tergambarkan ada sebuah kedamaian, kenyamanan, dan ketenangan di
sana. Bisa dirasakan sekali betapa nikmatnya memandang awan, selalu ada rindu
untuk memandangnya, lagi, dan lagi, bahkan jika mungkin, aku hendak terbang
menuju awan, mengambilnya sebesar pelukanku, dan aku membawanya kemari, di atas
rerumputan yang luas dengan hawa yang sejuk, woww...sungguh menyenangkan ! ah,
dramatis sekali tampaknya. Tapi ntahlah, seperti yang udah aku bilang
sebelumnya. Awan memiliki banyak makna untuk diriku. Dimana, setiap aku
memandangnya, pada awanlah aku menyimpan sejuta cerita dengan kenangan yang
banyak pula.
Yang paling berkesan di antara
memandang awan di waktu yang lainnya, yakni saat aku memandangnya bersamamu,
sahabatku. Kita berbaring beralaskan rumput di pekarangan samping rumah. Kita
berbaring dengan begitu nyamannya, kita berpegangan tangan erat, setelah itu
kita memandang awan dengan begitu leluasa, menceritakan kesan-kesan saat bagaimana
kita pertama kenal dan menjadi sahabat seperti saat itu. kini aku hanya bisa
mengenangmu, kawan. Karna aku tak tau dimana keberadaanmu sekarang, juga
kabarmu disana, apakah baik-baik saja. Begitupun apakah kau masih slalu
mengingatku? Sungguh, malam ini, saat dimana aku mengukir tulisan ini. Ini
adalah malam puncak dimana perasaanku tak terbendung lagi. Aku.... rasanya tak
tahan lagi aku menyembunyikan bahwa aku sangat sangat merindukanmu, kawan....!

Memandang awan bersamamu adalah
suatu hal yang bisa ku bilang hal yang indah sekali, aku merasakan kebahagiaan
di kala itu. setelah kita menceritakan kesan-kesan saat memandang awan waktu
itu, masih dengan berpegang tangan erat pula, perlahan kita memejamkan mata,
kita mulai berimajinasi, kita belajar membayangkan dunia masa depan yang penuh
keindahan dan kebahagiaan. Terakhir, masing-masing kita mengungkapkan, apa saja
yang kita rasakan setelah memandang awan hari itu. mungkin tak bisa aku
tuliskan apa saja yang telah aku dan kamu ungkapkan, kejadian itu sudah
berlangsung tiga tahun yang lalu, aku tak mengingat bagaimana persisnya, tapi
yang jelas apa yang kita ungkapkan itu semuanya melukiskan tentang keindahan,
kita saling membuat kata-kata bertemakan rasa syukur pada Tuhan yang telah
memberi anugerah untuk kita.
Ku bisikkan padamu, kawan. Selalu ada rindu buat kamu. Jika aku boleh meminta, sungguh-sungguh aku berharap malam ini kamu tidur memimpikan aku. Rasanya ntah ini kalimat ke berapa yang aku tuliskan di sini. Aku mengatakan lagi bahwa aku sedang merindukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar