Selasa, 26 November 2013

Malapraktik



Hmm, apasih malapraktik itu? Kok, mendadak tersohor beberapa pekan ini (ntahlah mungkin diksi aku yang masih dangkal aja ya, makanya aneh dengernya :P). Seperti yang dikutip dari artikata.com, malapraktik adalah praktik kedokteran yg salah, tidak tepat, menyalahi undang-undang atau kode etik, sedangkan menurut Wikipedia, malapraktik adalah suatu jenis kelalaian dalam standar profesional yang berlaku umum, dan pelanggaran atas tugas yang menyebabkan seseorang menderita kerugian. Hal ini dilakukan oleh seorang profesional ataupun bawahannya, agen atas nama klien atau pasien yang menyebabkan kerugian bagi klien atau pasien. (nah, seperti itulah maknanya). Yups, mendengar kabut-kabut dalam dunia kedokteran akhir-akhir ini, saya jadi geram dan tertarik menuangkannya. 

Ups, tak diduga, inspirasi datang waktu lagi di angkot (apa?? :O) kebetulan aku baru pulang dari acara ma temen yang kebetulan tempatnya tuh gak jauh dari sebuah kampus. yeahh! Sebenernya sih nggak mau banget dan hal yang super ngebetein kalo lagi di angkot tu ada orang yang ngobrol (ntah itu curhat atau apalah) ya soalnya menurutku sih nggak tepat tempatnya, yah namanya juga angkutan umum, semua orang yang gak mau tau ehh jadi tau apa-apa aja yang jadi unek-unek sang pembawa khabar. (hmm begitulah Indonesia, dimana setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya dimanapun dan kapanpun -_-).
Yeahhh.. terpaksa, mau gamau telinga gue akhirnya nangkep pembicaraan ibu-ibu yang baru beres kuliah di kampus itu (sensor).
A :”Eh, hari ini, ini ya? Para Dokter mogok kerja.”
B :”Iya tuh. Nggak banget. Hmm..., gitulah, biasa, arogansi”. Sahutnya sinis.
C :”Oh, arogansi”. Timpalnya dengan muka polos (kayaknya sih ketinggalan info, haha)
A :”Iya, arogansi tuh Bu. Kenapa sih mereka, sudah jelas salah, eh malah yang lain sok-sok ngebelain. Kompakan lagi.”
B  :”Iya, gini nih salah satu pembelaannya. Ya, wajarlah ya, kita dokter tuh Cuma bisa berusaha, disamping itu ada takdir Tuhan. Kami juga manusia biasa, bukan penentu.”
A  :”Iya Bu, bener banget. Ishh..., lagian siapa juga yang bilang dokter itu pinter segalanya dan siapa juga yang bilang kalo Dokter itu Tuhan yang bisa menentukan.”
C  : Bengong mulu (kayaknya sih males nimbrung, atau nggak udah capek, jadi males ngomong.
B :”Berlebihan itu mereka Bu. Padahal, udah banyak kejadian kayak gitu, Cuma ya orang-orang males aja mungkin buat publishnya. Orang-orang aja yang pilih nyari aman, kayak ini loh Bu. Sahabat aku. Dia divonis kanker udah stadium 4. Aku marahin dia, kusuruh sharing opinion. Barulah kunjungan ketiga orang dokter, dan apa coba, dia emang sih ada kemungkinan kanker, tapi itu baru TB kronis dan masih bisa ditangani, parahkan kalo sampe di(apa ya istilahnya aku lupa lagi, pokoknya itu dilakukan pra operasi). Pernah juga, ininih. Masih deket juga sama aku. Anak tetangga, salah vonis kan dianya, tiba-tiba diambil kelenjar getah beningnya, padahal sebenernya itu masih bisa diatasi dengan yang lebih ringan. Alhasil, setelah kejadian itu malah virusnya lebih cepat nyebar, secara Bu, fatal banget kalo udah kena ke kelenjar getah beningnya, yakan? Dan gak lama lagi tuh, meninggal. Minta deh keluarganya denda 10M ke dokter itu.”
A :”Temen suami saya juga Bu. Pernah ngalamin kayak gitu (entah apa nggak dijelasin). Memang Dokter sekarang kurang profesional.”
B :”Adek ipar saya juga tuh dokter. Tapi saya nggak percaya ma dia. Masa, dokter tapi setahun sampe masik rumah sakit 3 kali. Katanya dokter, makanya kalo orang rumah sakit nggak kesana tuh, suami saya aja sampe nggak percaya lagi ma dia. Cuma dipake kalo ngatasin luka-luka ringan aja, yang gituan tuh percaya kita, pasti bisa dianya. Hehehe.”
A :”Ya, gitulah Bu. Zaman sekarang, kita juga nggak tau kan gimana mereka waktu jadi mahasiswanya. Nggak semua anak dokter itu bisa menjiwai kedokterannya. Udahlah pake uang aja semua juga bisa.
B  :”Bener, Bu. Pake uang aja udah selesailah semua urusan. Adek ipar saya tuh, kan emang dia nggak mau masuk kedokteran. Karena ayahnya pimpinan rumah sakit, dan saudaranya tuh banyak yang dokter, dipaksalah jadi dokter. Padahal dia tuh udah keterima loh di teknik mesin (kampus sensor) tapi nggak diambil. Tengah-tengah kuliahpun dia dah nggak kuat tuh Bu, tapi masih aja diterusin.”
A :”Iya, bu. Makanya saya juga nggak pernah tuh maksain anak. Kamu harus juara, nilai kamu harus sekian, nggak gitu Bu. Tapi kubilang adalah harapan dia kalo jadi presiden. Hahaha. Bapaknya Jawa dia, adalah nama jawa dibelakangnya anakku itu”
B :”Hahahaha. Kalo anak saya udah diwanti-wanti, malah kalo ditanya cita-citamu jadi apa, Nak? Jawabnya presiden dia. Sudahlah kamu nggak akan bisa jadi presiden, namamu nggak jauh dari bahasa Manado. Nggak ada jawanya kubilang.” Ketawanya makin tergelak.
Gue : (Dalem hati, emang kalo mau jadi presiden kudu ada nama Jawanya gitu, aturan darimana? Trus kalo yang jadi presiden ntar ternyata orang yang gakpunya nama jawa, harus ganti dulu gitu, atauuuuu harus bilang WOW karna pemecah rekor, wkwk. heran deh, tapi dipikir, baru ngeuh juga, iya ya yang jadi presiden selama ini tuh orang-orang jawa, hihihi)

Hmmm...menghela nafas aja. Ibu-ibu ini kok ya kalo lihat berita tu Cuma sepotong, gumamku. Dikutip dari TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi hukum, yang juga Sekretaris Jendral Perindo, Ricky Margono menilai terdapat kelemahan dalam Undang-undang Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004. Kelemahan berupa tidak adanya penjelasan pasti soal malapraktik.
Kepada Tribunnews.com, Rikcy mengatakan, akibatnya muncul ketidakpastian hukum bagi pasien yang diduga mengalami malapraktek, maupun dokter yang merawatnya.
"Tidak ada secara spesifik mengatakan malapraktik itu apa? Yang ada-pun pelanggaran secara administratif, contohnya masalah izin praktik saja," ujarnya, Rabu (27/11/2013).
Terkait dengan kasus dugaan malapraktik yang dilakukan oleh tiga orang dokter di Manado, yang akhirnya memicu aksi demonstrasi oleh kalangan profesi dokter, ia menilai kasus itu harus ditilik seksama apakah ada pelanggaran Standar Operasional Prosudur (SOP), yang dilakukan ketiga dokter itu atau tidak.
"Hanya saja masalahnya siapa yg tahu bahwa SOP itu sudah dilaksanakan dengan benar. Contoh misalnya dikatakan bahwa telah ada gumpalan darah hitam. Apa hal tersebut telah disampaikan kepada keluarga atau belum. Karena dokter juga memiliki kewajiban untuk memberikan informasi secara terbuka dan menyeluruh kepada pasien," ujarnya.
"Begitu juga dengan SOP, jangan hanya dibuat dan diketahui oleh kalangan dokter saja. Tetapi juga harus dibuat regulasi bakunya sebagai turunan dari regulasi induknya. Dengan demikian maka akan tercapai suatu kepastian hukum baik bagi dokter maupun para pasien,"
Kemudian, di sebuah stasiun tvpun yang kemarin petang saya tonton, dijelaskan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH mengenai aksi mogoknya para Dokter. Menteri kesehatan menyampaikan, bahwa beliaupun turut prihatin atas penahanan dr Ay* dan dr Hen*** tetapi beliau menegaskan bahwa silakan menunjukkan solidaritas, tapi tetap juga perhatikan pelayanan pasien yang ada di rumah sakit, jangan diabaikan. Begitu ujarnya. Dan semalam saya simak berita, beberapa daerah di Indonesia ini, rumah sakitnya masih tetap beroperasi seperti biasa, pelayanan masyarakat masih tetap berjalan, ya hanya beberapa dokter memang tidak masuk. Tapi kan nih intinya. Tidak ada pasien lagi yang diabaikan meski tak ada dokter, masih ada perawat/ suster yang melayani.

Yeahhh..., enough! Ambil sisi positif dari hari ini. Jadiin cambuk buat saya pribadi, juga mungkin untuk semua temen mahasiswa. Perhatikan dan siapkan pertanggungjawaban atas apa yang sudah kita pilih. Mulailah mencintai jurusan yang dipilih. Belajarlah meyakini diri sendiri, jika hatimu berkata tidak, jangan dipaksakan. Raihlah apa yang benar-benar kamu sukai. Yakinkan suatu saat ilmu yang kita serap akan sangat bermanfaat.

Jumat, 15 November 2013

16 November...

Kata mutiara seorang motivator dunia, OG Mandino dalam bukunya, "Greatest Miracle In The World" tertulis:

"Nomor, musik tertentu, karya seni tertentu, serta buku dan drama tertentu diciptakan bukan oleh komponis, pelukis, pengarang, atau dramawan, melainkan oleh TUHAN, dan mereka yang kita akui sebagai pencipta semua hasil karya ini hanya alat yang digunakan oleh TUHAN untuk berkomunikasi dengan kita."

Dan itu memang benar..., karena yang saya rasakan, saya berkarya karena panggilan hati, adanya sentuhan jiwa disana. Seperti yang kita ketahui, suatu karya cipta timbul dari sebuah pemikiran, adanya inspirasi dan imajinasi yang terlintas. Disadari atau tidak, disana terdapat bukti keagungan Allah yang telah memberikan ilhamnya kepada kita untuk terus berkarya. Karya-karya yang mengalir itu seperti cara Tuhan berdialog dengan kita, bagaimana ketika kita harus tegar menjalani hidup, bagaimana ketika kita harus terus belajar, mengejar matahari, bagaimana ketika kita harus selalu semangat, fikiran-fikiran itu muncul sebagai nasihat. Karena yang berbicara itu sebenarnya bukan diri kita, terasa berbeda ketika hati yang bicara. Dari hati kita bisa merasakan indahnya kasih Tuhan. Dan ketika kita mencoba berbicara seputar dimensi hati, rasanya tak akan selesai, karena itulah batas-batas pendekatan manusia dengan Tuhannya. hanya kita yang merasakan, seteliti apapun mencari diksi yang paling indah dan paling menarik sekalipun, rasanya masih kalah, tak tertandingi oleh perasaan yang ada, tak kan terungkapkan. biarlah lantunan menawan itu hanya untuk Tuhan, dan hanya Tuhan lah yang tau apa yang tak bisa kita ungkapkan.

Naluri saya berbisik "sastra dalam fisika tu ngga ada, tapi dengan fisika kita bisa berkarya sastra". Berkarya untuk Indonesia. 
"I Love Indonesia"
"I Love Indonesia"

Minggu, 03 November 2013

Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Islamisasi Sains



Untuk merealisir tujuan-tujuan tersebut, menurut Al Faruqi terdapat beberapa langkah menurut urutan logis yang menentukan perioritas masing-masing langkah tersebut. Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai proses islamisasi pengetahuan (sains), sebagaimana yang dikemukakan oleh ilmuan Mesir kelahiran Palestina Ismail Raji Al Faruqi adalah sebagai berikut  :[7]

Langkah Pertama : Penguasaan Disiplin Ilmu Modern; Penguraian Kategoris.
Disiplin ilmu dalam tingkat kemajuannya sekarang di Barat harus dipecah-pecah menjadi kategori-kategori, prinsip-prinsip, metodologi-metodologi, problem-problem dan tema-tema. Penguraian tersebut harus mencerminkan daftar isi sebuah buku pelajaran dalam bidang metodologi disiplin ilmu yang bersangkutan, atau silabus kuliah disiplin ilmu tersebut seperti yang harus dikuasai oleh mahasiswa tingkat sarjana. Pengraian tersebut tidaklah berbentk bab dan tidak pula ditulis dalam istilah teknis.

Langkah Kedua : Survei Disiplin Ilmu
Setiap disiplin ilmu harus disurvei dan esei-esei harus ditulis dalam bentuk bagan mengenai asal-usul perkembangannya beserta pertumbuhan metodologinya, perluasan cakrawala wawasannya, dan tak lupa sumbangan-sumbangan pemikiran yang diberikan oleh para tokoh utamanya. Bibliografi , dengan keterangan singkat, karya-karya terpenting di bidang itu harus dicantumkan sebagai penutup dari masing-masing disiplin ilmu.
Langkah ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman seorang muslim akan disiplin ilmu yang dikembangkan di dunia barat. Survei disiplin ilmu  yang cukup berbobot dan dilengkapi dengan catatan pustaka dan catatan kaki akan merupakan dasar pengertian bersama bagi para ahli yang akan melakukan islamisasi disiplin ilmu tersebut.

Langkah Ketiga : Penguasaan Khasanah Islam, Sebuah antologi
Sebelum menyelami seluk-beluk relevansi Islam bagi suatu disiplin ilmu modern, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah ilmiah Islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tersebut. Warisan ilmiah para ilmuan Islam nenek moyang kita, ini perlu untuk dipakai sebagai titik awal usaha untuk mengislamisasikan ilmu-ilmu modern. Proses islamisasi ilmu-ilmu modern akan menjadi miskin jika kita tidak menghiraukan khasanah dan memanfaatkan pandangan-pandangan tajam para pendahulu kita tersebut. Meskipun demikian, kontribusi khasanah ilmiah Islam tradisional pada suatu disiplin ilmu modern tidak mudah diperoleh, dibaca, dipahami oleh seorang ilmuan muslim dewasa ini, karena ilmuan muslim masa kini tidak dipersiapkan untuk menelusuri sumbangan-sumbangan khasanah Islam pada disiplin ilmu yang ditekuninya. Langkah ini meliputi :  persiapan penerbitan beberapa jilid antologi bacaan-bacaan pilihan dari khasanah ilmiah Islam untuk setiap disiplin ilmu modern. Antologi-antologi ini akan memberi kemudahan bagi para ilmuan muslim modern untuk mengetahui sumbangan khasanah ilmiah Islam di bidang keilmuan yang menjadi spesialisasi mereka. Antologi ini akan disusun menurut topik sesuai urutan yang dikenal dan berisi sumbungan terbaik dari khasanah ilmiah Islam yang menyangkut sejumlah persoalan yang merupakan objek disiplin ilmu modern

Langkah Keempat : Penguasan KhasanahIlmiah Islam Tahap Analisa
Analisa sumbangan khasanah ilmiah Islam tidak bias dilakukan sembarangan. Daftar urut prioritas perlu dibuat, dan para ilmuan muslim dihimbau untuk mengikutinya. Prinsip-prinsip pokok, masalah-masalah pokok dan tema-tema abadi yaitu tajuk-tajuk yang mempunyai kemungkinan relevansi kepada permasalahan masa kini harus menjadi sasaran strategi penelitian dan pendidikan Islam.

Langkah Kelima : Penetuan Relevansi Islam yang Khas Terhadap Disiplin Ilmu
Keempat langkah di atas harus member informasi kepada mereka dengan otoritas dan kejelasan sebesar mungkin mengenai sumbangan khasanah Islam dalam bidang-bidang yang dipelajari, dan pada tujuan-tujuan umum disiplin ilmu modern. Bahan-bahan ini akan dibuat lebih spesifik dengan cara menerjemahkannya ke prinsip-prinsip yang setara dengan disiplin ilmu modern dalam tingkat keumuman, teori, referensi, dan aplikasinya. Dalam hal ini hakekat disiplin ilmu modern beserta metode-metode dasar, prinsip, problema, tujuan dan harapan, hasil-hasil capaian dan keterbatasan-keterbatasannya. Semuanya harus dikaitkan kepada khasanah Islam. Begitu pula relevansi-relevansi khasanah Islam yang spesifik pada masing-masing  ilmu harus diturunkan secara logis dari sumbangan umum mereka. Tiga persoalan pokok yang harus diajukan dan jawabannya harus diusahakan adalah : Pertama : “Apakah yang telah disumbangkan oleh Islam mulai dari Alqur’an hingga para modernis masa kini, kepada keseluruhan permasalahan yang dilingkup oleh disiplin-disiplin ilmumodern” ? Kedua : “Bagaimanakah besar sumbangan itu jika dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu Barat tersebut”? atau “Sampai dimanakah tingkat pemenuhan, kekurangan serta kelebihan khasanah Islam itu dibandingkan wawasan dan lingkup disiplin ilmu Barat modern tersebut” ? dan yang ketiga : “Apabila ada bidang-bidang masalah yang sedikit disentuh atau bahkan di luar jangkauan khasanah Islam, merumuskan kembali permasalahannya dan memperluas cakrawala wawasan disiplin ilmu tersebut “?

Langkah Keenam : Penilaian Kritis Terhadap Disiplin Ilmu Modern, Tingkat Perkembangannya di Masa Kini
Ini adalah suatu langkah utama dalam proses islamisasi sains. Semua langkah sebelumnya merupakan langkah pendahuluan sebagai suatu persiapan. Sudahkah disiplin ilmu tersebut memenuhi harapan manusia dalam tujuan umum hidupnya? Sudahkah disiplin ilmu tersebut dapat menyumbang pemahaman dan perkembangan pola penciptaan ilahiah yang harus diwujudkannya ? jawaban pertanyaan ini harus terkumpul dalam laporan sebenarnya mengenai tingkat perkembangan disiplin ilmu modern dilihat dari sudut pandang Islam. Dan harus dapat memberikan kecerahan di beberapa bidang permasalahan yang memerlukan perbaikan, penambahan, perubahan atau penghapusan Islami.

Langkah Ketujuh : Penilaian Kritis Terhadap Khasanah Islam, Tingkat Perkembangannya Dewasa ini
Yang dimaksud dengan khasanah Islam pertama-tama adalah Qur’an sebagai kitab suci, firman-firman Allah Swt, dan sunnah Rasulullah Saw, ini bukan sasaran kritik atau penilaian. Status ilahiah dari Al Qur’an dan sifat normatif dari sunnah adalah sesuatu yang tidak untuk dipertanyakan. Walaupun begitu pemahaman seorang muslim mengenai kedua hal tersebut boleh dipertanyakan. Bahkan selalu harus dinilai dan dikritik berdasarkan prinsip-prinsip yang bersumber pada kedua sumber pokok Islam yang disebut terdahulu, begitu pula segala sesuatu yang berupa karya manusia yang walaupun berdasarkan kedua sumber utama tersebut tetapi melalui usaha intelektual manusia. Relevansi pemahaman manusia tentang wahyu ilahi di berbagai bidang permaslahan ummat dewasa ini harus dikritik dari tga sudut peninjauan : pertama.

Langkah Kedelapan : Survey Permasalahan yang Dihadapi Ummat Islam.
Secara bersamaan, perhatian kita harus diarahkan terhadap masalah-masalah utama di semua bidang, yang meliputi : masalah politik, sosial, ekonomi, intelektual, budaya, moral dan spiritual yang dihadapi ummat Islam.

Langkah Kesembilan : Survey Permasalahan yang Dihadapi Ummat Manusia.
Selain melakukan survey terhadap permasalah-permasalahan yang dihadapi ummat Islam, para pemikir Islam juga dipanggil untuk menghadapi maslah-masalah yang dihadapi dunia dewasa ini dan untuk membuat penyelesaian masalah tersebut sesuai dengan Islam. Ummat Islam yang memiliki wawasan yang diperlukan untuk kemajuan peradaban manusia sesuai dengan yang dikehendaki Allah Swt, karena manusia diciptakan sebagai khalifah atau wakil Allah Swt  di muka bumi. Sesuai dengan firman Allah Swt :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi“. [8]

Langkah Kesepuluh : Analisa Kreatif dan Sintesa
Setalah memahami dan menguasai ilmu modern dan ilmu-ilmu Islam tradisional, menimbang kekuatan dan kelemahan masing-masing, setelah menentukan relevansi Islam bagi pemikiran ilmiah tertentu pada disiplin ilmu modern, setelah mengidentifikasi dan memahami permasalahan yang dihadapi ummat Islam dalam lintas sejarahnya khalifah Allah di muka bumi, memahami permasalahan yang dihadapi ummat manusia dan sebagainya. Sebuah jalan baru harus ditempuh agar dapat membuat kembali kepemimpinannya di dunia dan untuk melanjutkan peranannya sebagai penyelamat dan pengangkat peradaban manusia. Sintesa kreatif harus dicetuskan di antara ilmu-ilmu Islam tradisional dan disiplin ilmu modern untuk dapat mendobrak kemandegan selama beberapa abad terakhir ini. Sintesa kreatif ini harus dapat menjaga relevansi dengan realitas ummat Islam dengan memperhatikan permasalahan yang telah dikenali sebelumnya. Sintesa tersebut harus memberikan penyelesaian tuntas bagi permaslahan dunia, di samping memerhatikan permaslahan yang selalu muncul di hadapan Islam.

Langkah Kesebelas : Penuangan Kembali Disiplin Ilmu Modern ke Dalam Kerangka Islam : Buku-Buka Dars Tingkat Universitas.

Jumat, 01 November 2013

KETIKA LEMBARAN PUTIH BICARA

telah tiba delapan puluh menit terakhir...
ku hanya bisa pandangi lembaran ini lembaran putih bertabur angka dan datasheet komponen rangkaian
terus ku pandangi, semakin kelu ku melihatnya
semakin dalam, jauh...

detik-detik pun berselang
srek..srek...lembaran putih ini tersibak angin
aku tersadar, seketika jiwaku bergetar
angin membawa isyarat, kertas itupun mulai membuka bibir

"Maafkan aku, jangan kau benci aku...
aku hanya kertas biasa, aku pun tak tau makna sekumpulan corak hitam yang berjajar rapi di permukaanku
namun, aku tak mau kau sedih di depanku, ada apa denganmu???
oh..., cantik. yang ku ingin senyum dan semangatmu
seperti saat pertama kau membuka setiap lembarku dan mulai corat-coret di bagianku yang lain.
Ayo cantik, semangatlah, kamu pasti bisa !"