Minggu, 03 November 2013

Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Islamisasi Sains



Untuk merealisir tujuan-tujuan tersebut, menurut Al Faruqi terdapat beberapa langkah menurut urutan logis yang menentukan perioritas masing-masing langkah tersebut. Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai proses islamisasi pengetahuan (sains), sebagaimana yang dikemukakan oleh ilmuan Mesir kelahiran Palestina Ismail Raji Al Faruqi adalah sebagai berikut  :[7]

Langkah Pertama : Penguasaan Disiplin Ilmu Modern; Penguraian Kategoris.
Disiplin ilmu dalam tingkat kemajuannya sekarang di Barat harus dipecah-pecah menjadi kategori-kategori, prinsip-prinsip, metodologi-metodologi, problem-problem dan tema-tema. Penguraian tersebut harus mencerminkan daftar isi sebuah buku pelajaran dalam bidang metodologi disiplin ilmu yang bersangkutan, atau silabus kuliah disiplin ilmu tersebut seperti yang harus dikuasai oleh mahasiswa tingkat sarjana. Pengraian tersebut tidaklah berbentk bab dan tidak pula ditulis dalam istilah teknis.

Langkah Kedua : Survei Disiplin Ilmu
Setiap disiplin ilmu harus disurvei dan esei-esei harus ditulis dalam bentuk bagan mengenai asal-usul perkembangannya beserta pertumbuhan metodologinya, perluasan cakrawala wawasannya, dan tak lupa sumbangan-sumbangan pemikiran yang diberikan oleh para tokoh utamanya. Bibliografi , dengan keterangan singkat, karya-karya terpenting di bidang itu harus dicantumkan sebagai penutup dari masing-masing disiplin ilmu.
Langkah ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman seorang muslim akan disiplin ilmu yang dikembangkan di dunia barat. Survei disiplin ilmu  yang cukup berbobot dan dilengkapi dengan catatan pustaka dan catatan kaki akan merupakan dasar pengertian bersama bagi para ahli yang akan melakukan islamisasi disiplin ilmu tersebut.

Langkah Ketiga : Penguasaan Khasanah Islam, Sebuah antologi
Sebelum menyelami seluk-beluk relevansi Islam bagi suatu disiplin ilmu modern, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah ilmiah Islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tersebut. Warisan ilmiah para ilmuan Islam nenek moyang kita, ini perlu untuk dipakai sebagai titik awal usaha untuk mengislamisasikan ilmu-ilmu modern. Proses islamisasi ilmu-ilmu modern akan menjadi miskin jika kita tidak menghiraukan khasanah dan memanfaatkan pandangan-pandangan tajam para pendahulu kita tersebut. Meskipun demikian, kontribusi khasanah ilmiah Islam tradisional pada suatu disiplin ilmu modern tidak mudah diperoleh, dibaca, dipahami oleh seorang ilmuan muslim dewasa ini, karena ilmuan muslim masa kini tidak dipersiapkan untuk menelusuri sumbangan-sumbangan khasanah Islam pada disiplin ilmu yang ditekuninya. Langkah ini meliputi :  persiapan penerbitan beberapa jilid antologi bacaan-bacaan pilihan dari khasanah ilmiah Islam untuk setiap disiplin ilmu modern. Antologi-antologi ini akan memberi kemudahan bagi para ilmuan muslim modern untuk mengetahui sumbangan khasanah ilmiah Islam di bidang keilmuan yang menjadi spesialisasi mereka. Antologi ini akan disusun menurut topik sesuai urutan yang dikenal dan berisi sumbungan terbaik dari khasanah ilmiah Islam yang menyangkut sejumlah persoalan yang merupakan objek disiplin ilmu modern

Langkah Keempat : Penguasan KhasanahIlmiah Islam Tahap Analisa
Analisa sumbangan khasanah ilmiah Islam tidak bias dilakukan sembarangan. Daftar urut prioritas perlu dibuat, dan para ilmuan muslim dihimbau untuk mengikutinya. Prinsip-prinsip pokok, masalah-masalah pokok dan tema-tema abadi yaitu tajuk-tajuk yang mempunyai kemungkinan relevansi kepada permasalahan masa kini harus menjadi sasaran strategi penelitian dan pendidikan Islam.

Langkah Kelima : Penetuan Relevansi Islam yang Khas Terhadap Disiplin Ilmu
Keempat langkah di atas harus member informasi kepada mereka dengan otoritas dan kejelasan sebesar mungkin mengenai sumbangan khasanah Islam dalam bidang-bidang yang dipelajari, dan pada tujuan-tujuan umum disiplin ilmu modern. Bahan-bahan ini akan dibuat lebih spesifik dengan cara menerjemahkannya ke prinsip-prinsip yang setara dengan disiplin ilmu modern dalam tingkat keumuman, teori, referensi, dan aplikasinya. Dalam hal ini hakekat disiplin ilmu modern beserta metode-metode dasar, prinsip, problema, tujuan dan harapan, hasil-hasil capaian dan keterbatasan-keterbatasannya. Semuanya harus dikaitkan kepada khasanah Islam. Begitu pula relevansi-relevansi khasanah Islam yang spesifik pada masing-masing  ilmu harus diturunkan secara logis dari sumbangan umum mereka. Tiga persoalan pokok yang harus diajukan dan jawabannya harus diusahakan adalah : Pertama : “Apakah yang telah disumbangkan oleh Islam mulai dari Alqur’an hingga para modernis masa kini, kepada keseluruhan permasalahan yang dilingkup oleh disiplin-disiplin ilmumodern” ? Kedua : “Bagaimanakah besar sumbangan itu jika dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu Barat tersebut”? atau “Sampai dimanakah tingkat pemenuhan, kekurangan serta kelebihan khasanah Islam itu dibandingkan wawasan dan lingkup disiplin ilmu Barat modern tersebut” ? dan yang ketiga : “Apabila ada bidang-bidang masalah yang sedikit disentuh atau bahkan di luar jangkauan khasanah Islam, merumuskan kembali permasalahannya dan memperluas cakrawala wawasan disiplin ilmu tersebut “?

Langkah Keenam : Penilaian Kritis Terhadap Disiplin Ilmu Modern, Tingkat Perkembangannya di Masa Kini
Ini adalah suatu langkah utama dalam proses islamisasi sains. Semua langkah sebelumnya merupakan langkah pendahuluan sebagai suatu persiapan. Sudahkah disiplin ilmu tersebut memenuhi harapan manusia dalam tujuan umum hidupnya? Sudahkah disiplin ilmu tersebut dapat menyumbang pemahaman dan perkembangan pola penciptaan ilahiah yang harus diwujudkannya ? jawaban pertanyaan ini harus terkumpul dalam laporan sebenarnya mengenai tingkat perkembangan disiplin ilmu modern dilihat dari sudut pandang Islam. Dan harus dapat memberikan kecerahan di beberapa bidang permasalahan yang memerlukan perbaikan, penambahan, perubahan atau penghapusan Islami.

Langkah Ketujuh : Penilaian Kritis Terhadap Khasanah Islam, Tingkat Perkembangannya Dewasa ini
Yang dimaksud dengan khasanah Islam pertama-tama adalah Qur’an sebagai kitab suci, firman-firman Allah Swt, dan sunnah Rasulullah Saw, ini bukan sasaran kritik atau penilaian. Status ilahiah dari Al Qur’an dan sifat normatif dari sunnah adalah sesuatu yang tidak untuk dipertanyakan. Walaupun begitu pemahaman seorang muslim mengenai kedua hal tersebut boleh dipertanyakan. Bahkan selalu harus dinilai dan dikritik berdasarkan prinsip-prinsip yang bersumber pada kedua sumber pokok Islam yang disebut terdahulu, begitu pula segala sesuatu yang berupa karya manusia yang walaupun berdasarkan kedua sumber utama tersebut tetapi melalui usaha intelektual manusia. Relevansi pemahaman manusia tentang wahyu ilahi di berbagai bidang permaslahan ummat dewasa ini harus dikritik dari tga sudut peninjauan : pertama.

Langkah Kedelapan : Survey Permasalahan yang Dihadapi Ummat Islam.
Secara bersamaan, perhatian kita harus diarahkan terhadap masalah-masalah utama di semua bidang, yang meliputi : masalah politik, sosial, ekonomi, intelektual, budaya, moral dan spiritual yang dihadapi ummat Islam.

Langkah Kesembilan : Survey Permasalahan yang Dihadapi Ummat Manusia.
Selain melakukan survey terhadap permasalah-permasalahan yang dihadapi ummat Islam, para pemikir Islam juga dipanggil untuk menghadapi maslah-masalah yang dihadapi dunia dewasa ini dan untuk membuat penyelesaian masalah tersebut sesuai dengan Islam. Ummat Islam yang memiliki wawasan yang diperlukan untuk kemajuan peradaban manusia sesuai dengan yang dikehendaki Allah Swt, karena manusia diciptakan sebagai khalifah atau wakil Allah Swt  di muka bumi. Sesuai dengan firman Allah Swt :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi“. [8]

Langkah Kesepuluh : Analisa Kreatif dan Sintesa
Setalah memahami dan menguasai ilmu modern dan ilmu-ilmu Islam tradisional, menimbang kekuatan dan kelemahan masing-masing, setelah menentukan relevansi Islam bagi pemikiran ilmiah tertentu pada disiplin ilmu modern, setelah mengidentifikasi dan memahami permasalahan yang dihadapi ummat Islam dalam lintas sejarahnya khalifah Allah di muka bumi, memahami permasalahan yang dihadapi ummat manusia dan sebagainya. Sebuah jalan baru harus ditempuh agar dapat membuat kembali kepemimpinannya di dunia dan untuk melanjutkan peranannya sebagai penyelamat dan pengangkat peradaban manusia. Sintesa kreatif harus dicetuskan di antara ilmu-ilmu Islam tradisional dan disiplin ilmu modern untuk dapat mendobrak kemandegan selama beberapa abad terakhir ini. Sintesa kreatif ini harus dapat menjaga relevansi dengan realitas ummat Islam dengan memperhatikan permasalahan yang telah dikenali sebelumnya. Sintesa tersebut harus memberikan penyelesaian tuntas bagi permaslahan dunia, di samping memerhatikan permaslahan yang selalu muncul di hadapan Islam.

Langkah Kesebelas : Penuangan Kembali Disiplin Ilmu Modern ke Dalam Kerangka Islam : Buku-Buka Dars Tingkat Universitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar